BREAKING NEWS

Angka Pasien Rujukan Meninggal di Atas Kapal Meningkat, Kadis Kesehatan Selayar Uraikan Hal Ini


TANADOANG UPDATE | SELAYAR — Pasien rujukan Puskesmas Pasilambena yang sedianya akan dirujuk ke Rumah Sakit KH. Haiyung, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, kembali dikabarkan menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan pelayaran via KM. Sabuk Nusantara 85.

Berdasarkan data dan catatan wartawan, pasien meninggal asal Pulau Kalao toa, Kecamatan Pasilambena yang menghembuskan nafas terakhir pada sekira pukul 12.02 Wita, Rabu, (26/11) lalu, merupakan pasien ketiga yang berpulang ke rahmatullah dalam perjalanan pelayaram menuju Rumah Sakit KH. Haiyung, Benteng.

Pasien dikabarkan meninggal dunia, sekira selang beberapa menit, kapal bertolak meninggalkan Pelabuhan Jinato, Kecamatan Takabonerate menuju Pelabuhan Rauf Rahman, Benteng.

Sebelumnya, satu dari tiga orang pasien rujukan dilaporkan meninggal dunia, saat armada mobil ambulance Publik Safety Centre (PSC) akan keluar meninggalkan pelataran pintu gerbang Pelabuhan Rauf Rahman, Benteng untuk mengantar pasien menuju ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU KH. Haiyung.

Dua tahun sebelum kejadian tersebut, KM. Sabuk Nusantara 85, bahkan sempat diberitakan, tetiba memutar haluan dan kembali sandar di Pelabuhan Kayuadi, Kecamatan Takabonerate, setelah salah satu penumpang kapal, mendadak kritis lantaran kehabisan oksigen di atas kapal.

Insiden itu, berlangsung pada sekira pukul 12.20 Wita, Selasa, (22/8) 2023 lalu, seperti yang dilansir portal RRI.co.id.

Menanggapi kabar duka tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Husaini, M. Kes menyampaikan ucapan belasungkawa dan duka cita mendalam.

Ungkapan keprihatinan diutarakan dr. H. Husaini, M. Kes menanggapi kembali meninggalnya pasien rujukan puskesmas, di atas KM. Sabuk Nusantara 85.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Selayar, dr. H. Husaini, M. Kes menyebut, kompleksitas permasalahan layanan kesehatan di daerah pesisir, membutuhkan intervensi serta campur tangan banyak pihak dan tidak hanya menjadi wilayah tanggung jawab dinas kesehatan semata.

Maksimalisasi dan optimalisasi pelayanan rumah sakit pratama sebagai rumah sakit rujukan disebut menjadi sebuah hal yang tidak dapat ditawar tawar.

Di sisi lain, pemerintah diminta untuk terus mendorong percepatan pelayanan serta pengoperasian dua rumah sakit pratama yang telah dibangun di Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimarannu dan Pulau Jampea, Kecamatan Pasimasunggu Timur.

Percepatan pelayanan dan pengoperasian rumah sakit rujukan, kata dia, hendaknya bisa dibarengi dengan langkah serta upaya peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) perawat, bidan, maupun tenaga paramedis rumah sakit, puskesmas, pustu hingga layanan poskesdes.

dr. H. Husaini, M. Kes berharap agar pemerintah bersama lembaga legislatif dapat mempertimbangkan penambahan besaran alokasi anggaran pengadaan alat kesehatan (Alkes) untuk melengkapi ketersediaan peralatan rumah sakit, puskesmas, pustu, dan poskesdes di lima wilayah kecamatan pulau.

Kebijakan serupa diharapkan bisa menyentuh dan ikut mendukung optimalisasi pelayanan RSUD KH. Haiyung, Puskesmas, dan poskesdes yang tersebar di enam wilayah kecamatan daratan.

Optimalisasi pengoperasian rumah sakit, puskesmas, pustu, klinik pratama, dan poskesdes disebutnya akan secara otomatis mempengaruhi peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar masyarakat.

Maksimalisasi pelayanan kesehatan dasar yang berjalan seiring dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dokter, tenaga medis melalui pelatihan berkelanjutan disebutnya, merupakan salah satu bentuk strategi utama dalam rangka untuk menekan angka pasien rujukan.

Pelatihan berkelanjutan dimaksudkan sebagai salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan, kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dokter, serta tenaga medis puskesmas sebagai layanan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), terutama dalam penanganan kasus non spesialistik.

Meski demikian, hal tersebut kata dia, perlu ditopang oleh ketersediaan bahan medis habis pakai, obat obatan esensial, dan peralatan diagnostik dasar yang dibutuhkan untuk tata laksana pasien secara tuntas.

Kepala dinas senior yang telah lima belas tahun menakhodai Dinas Kesehatan Kabupaten Selayar tersebut, menekankan, selama ini pemerintah telah melakukan berbagai bentuk upaya untuk menekan angka rujukan dan kematian pasien. 

Salah satunya ditempuh melalui langkah penyiapan sarana armada kapal puskesmas keliling (Puskel) antar pulau.

Namun, pemanfaatan armada kapal puskel di tengah kepungan cuaca ekstrem, dipastikan tidak efektif dan beresiko. 

Disamping itu, pemerintah secara rutin menggelar pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat mulai dari pelaksanaan program Nusantara Sehat Indonesia (NSI) yang berlanjut dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bergerak dan berbagai bentuk kegiatan bakti sosial (Baksos) pemeriksaan kesehatan lainnya.

Di Penghujung purna tugasnya sebagai Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Husaini, M. Kes, mengungkapkan, kasus kematian pasien dalam perjalanan pelayaran, perlu disiasati pemerintah melalui layanan pengoperasian armada seaplane (pesawat amfibi) untuk memperdekat jarak tempuh dan mempermudah proses evakuasi pasien rujukan ke rumah sakit kabupaten, pungkasnya di penghujung masa jabatan kepala dinas kesehatan Kabupaten Selayar. (Fad)